flag

Flag Counter

Minggu, 03 Mei 2015

10 Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah Piala Dunia

1. Pele
Banyak pihak menyebut pemain yang satu ini sebagai sosok terhebat di sepanjang sejarah Piala Dunia. Ia memenangkan tiga Piala Dunia bersama Brasil dan masih berusia remaja ketika membantu negaranya mengangkat trofi juara di tahun 1958.

Empat tahun kemudian, ia kembali menang meski hanya bermain satu kali karena mengalami cedera. Karir Pele kemudian memasuki masa puncak ketika ia membantu Brasil menjadi juara di tahun 1970. Ia menjadi satu-satunya pemain yang sudah mengoleksi tiga gelar hingga saat ini.
2. Diego Maradona
Maradona menjadi pemain terbaik FIFA abad ke-20 bersama Pele. El Pibe de Oro membantu Argentina untuk menjadi juara di tahun 1986. Rakyat Inggris tidak akan pernah memaafkan dirinya atas 'Gol Tangan Tuhan' yang ia cetak di laga yang berakhir dengan kemenangan di Meksiko.

Dan bahkan mungkin rakyat di negaranya sendiri, tidak pernah akan memaafkan dirinya usai menjadi pelatih tim nasional yang buruk saat memimpin negaranya di Afrika Selatan.

Namun sebagai seorang pemain, Maradona tidak terlalu banyak terlibat hal kontroversial, meski di penghujung perjalanan ia banyak ditimpa masalah terkait penggunaan obat-obatan terlarang.
3. Ronaldo
Ia adalah pemain yang paling subur di Piala Dunia dengan koleksi 15 gol.

Ronaldo masih menjadi seorang pemain muda di skuat Brasil ketika menjadi juara dunia di tahun 1994, sebelum akhirnya membantu Brasil mencapai final di tahun 1998 dan 2002.

Ia mengalami sedikit masalah menjelang final di tahun 1998 melawan Prancis dan tidak bermain dengan baik hingga kemudian negaranya kalah 3-0, namun empat tahun kemudian di Yokohama ia mencetak dua gol di final untuk memberikan Brasil gelar juara mereka yang ke-5. Piala Dunia terakhir Ronaldo dimainkan di tahun 2006.
4. Zinedine Zidane
Orang-orang yang tidak menggemari sepakbola mungkin akan mengingat Zidane berkat tandukan yang ia lakukan ke dada Marco Materazzi di final tahun 2006. Hal tersebut kemudian membuat Zidane dikartu merah oleh wasit dan menjadi penutup yang buruk di penghujung karirnya.

Pemain keturunan Aljazair ini dianugerahi kemampuan teknik dan skillyang luar biasa, selain itu ia juga piawai mencetak gol di pertandingan penting. Tiga kali dinobatkan menjadi pemain terbaik dunia, ia juga ikut memainkan peran penting saat Prancis menjadi juara di tahun 1998 di kandang sendiri - mencetak dua gol sundulan di final - dan menjadi juara Eropa di tahun 2000.

Setelah itu, ia dijual oleh Juventus ke Real Madrid dengan nilai transfer yang memecahkan rekor dunia.
5. Just Fontaine
Fontaine memegang rekor yang tidak mungkin dipecahkan oleh siapapun dalam waktu dekat: mencetak 13 gol dalam satu turnamen.

Fontaine hanya butuh enam pertandingan untuk mencapai catatan tersebut di tahun 1958 di Swedia, di mana ia baru dipastikan masuk ke skuat final Prancis di menit-menit akhir.

Bermain di turnamen besar, pemain keturunan Maroko itu tidak begitu dikenal di luar negeri. Namun ia tetap mampu menunjukkan kemampuan yang luar biasa di kotak penalti lawan - dan bahkan pernah mencetak gol dengan sepatu milik orang lain. Ia sempat meminjam sepatu rekan setimnya usai merusak miliknya sendiri di sesi latihan.
6. Franz Beckenbauer
Franz Beckenbauer mendenfinisikan arti kata libero, dan penampilan elegan serta anggun yang ia tunjukkan di atas lapangan membuatnya diberi julukan Kaiser.

Beckenbauer adalah satu-satunya sosok yang pernah menjadi kapten (1974) dan pelatih (1990) tim yang menjadi juara Piala Dunia. Beckenbauer total membuat 103 penampilan bersama Jeman dan kerap disebut sebagai salah satu pemain terbaik di dalam sejarah sepakbola dunia.

Ia juga sempat menjadi pelatih dan presiden Bayern Munich, di mana ia pernah memenangkan semua trofi yang tersedia untuk seorang pemain.

Di usia 68 tahun, ia hanya menjadi presiden kehormatan untuk Die Roten dan sesekali bekerja di televisi dan masih amat populer di Jerman.
7. Johan Cruyff
Ia tidak pernah memenangkan Piala Dunia, ia tidak pernah menjadi top skorer, dan hanya bermain di satu turnamen Piala Dunia. Namun hal tersebut rupanya sudah lebih dari cukup untuk membuat Johan Cruyff menjadi salah satu sosok terbaik Piala Dunia karena ia punya kemampuan hebat yang dikombinasikan dengan penampilan indah, kecepatan, visi, serta tampilan elegan.

Pada tahun 1974 di turnamen yang digelar di Jerman Barat, Cruyff membantu timnya untuk mengalahkan Uruguay, Argentina, dan Brasil dengan filosofi sepakbola bebas nan indah yang disebut dengan 'Total Football', sebelum akhirnya mencapai laga final melawan tim tuan rumah.

Sedang berada di penampilan terbaik, Cruyff melakukan manuver indah di kotak penalti lawan yang memaksa wasit memberikan hadiah penalti dan membuat Belanda unggul lebih dulu. Namun sayang, mereka akhirnya gagal menjadi juara kala itu.
8. Eusebio
Dari semua momen spektakuler yang pernah dijalani Eusebio dalam dua dekade karirnya, mungkin yang paling berkesan adalah comeback luar biasa yang dijalani oleh Portugal ketika melawan Korea Utara di perempat final Piala Dunia 1966 di Inggris. Setelah Portugal tertinggal 0-3, Eusebio mencetak tiga gol hanya dalam tempo 30 menit, menunjukkan kemampuan atletik dan akurasi yang membuatnya menjadi salah satu pencetak gol paling handal di dunia pada tahun 1960an.

Lahir di tengah kemiskinan di Afrika, Eusebio kemudian dijuluki Black Panther karena kecepatan dan kemampuannya untuk melepas serangan dengan cepat. Ia kemudian mendapat anugrah Ballon d'Or di tahun 1965, dan memenangkan Sepatu Emas dua kali - di tahun 1968 dan 1973- karena menjadi top skorer di Eropa. Ia meninggal dunia di bulan Januari lalu.
9. Lev Yashin
Satu-satunya penjaga gawang yang pernah dipilih menjadi pemain terbaik Eropa, Lev Yashin menata ulang definisi mengenai seorang kiper, dengan mencatatkan sejumlah penyelamatan akrobatik dan membangun tembok pertahanan kokoh yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Usai namanya mencuat di dunia Internasional dengan penyelamatan gemilang melawan Brasil di tahun 1958, ia membantu Uni Soviet mengamankan tempat keempat di tahun 1966, sebuah prestasi yang hingga saat ini masih belum bisa dilewati.

Selama 20 tahun karir profesionalnya, refleks luar biasa Yashin membuatnya menjadi pemenang di cabang olahraga di luar sepakbola. Ia sempat membantu Dynamo Moscow untuk menjadi juara Soviet Cup di cabang hoki es. 
10. Giuseppe Meazza
Banyak pihak menyebutnya sebagai salah satu pemain Italia terbaik, Meazza bermain di dua Piala Dunia dan Italia memenangkan keduanya.

Lahir dan besar di Milan, Meazza baru berusia 24 tahun ketika Italia memenangkan turnamen di tahun 1934. Ia biasa tampil di sayap kanan daripada posisi favoritnya di lini depan sebagai striker, ia merobek daerah pertahanan lawan dan melancarkan manuver yang membantu Angelo Schiavio mencetak gol kemenangan melawan Cekoslovakia.

Empat tahun kemudian, ia mencetak satu-satunya gol dari titik penalti melawan Brasil di semifinal, penampilan terakhirnya mengenakan seragam Italia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar