1. Pileated gibbon
Jenis
Siamang asli berasal dari Kamboja, Thailand dan Laos. Seperti kera
tanpa ekor lainnya, spesies ini juga kerap beraktivitas di pohon dan
memiliki hubungan yang bersifat monogami. Dengan kata lain, mereka hanya
memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Berdasarkan Persatuan
Konservasi Alam Internasional, gibbon jenis ini kurang-lebih tinggal
32.000 ekor di dunia. Eksistensi mereka terancam oleh habitat yang makin
terganggu serta perburuan yang ilegal.
2. Mexican axolotls
Axolotl adalah hewan amphibi meskipun disebut “ikan” yang lucu
gambar : youtube.com
Sesuai dengan namanya, jenis kadal yang
unik
ini memang berasal dari Meksiko. Tepatnya dari Sungai Xochimilco yang
ada di sana. Sayangnya, jumlah hewan yang memiliki julukan “Hewan Peter
Pan” ini tidak lebih dari 1.200 ekor. Hal itu disebabkan oleh 3 hal.
Pertama, sungai tempat tinggal mereka sudah mulai dialirkan ke kota
untuk memenuhi kebutuhan air manusia. Kedua, adanya hewan yang kerap
memangsanya, yaitu sejenis ikan
carp dan
tilapia.
Terakhir, karena hewan ini mulai sering dikonsumsi warga. Mereka
menganggap axolotls panggang bisa jadi makanan lezat Meksiko juga.
Baca Juga : Axolotl (Ambystoma mexicanum) Si Walking Fish dari Meksiko
3. Black-footed ferrets
Pada abad ke-20, jenis hewan kus-kus
yang satu ini sangat merosot. Hal tersebut dikarenakan makanan utama
mereka, rerumputan yang ada di padang luas, mengalami penurunan karena
gangguan
hama.
Bahkan pada tahun 1979, hewan ini sempat dinyatakan punah. Namun pada
tahun 1981 sampai selanjutnya, para ilmuwan terus melakukan konservasi.
Hasilnya, kini terdapat 1000 kus-kus black-footed ferrets yang bertahan
hidup. Tak heran, hewan ini jadi salah-satu kisah konservasi paling
sukses di Amerika.
4. Amur leopards
Nama lain
dari hewan ini yaitu leopard Korea, leopard timur jauh dan leopard
Manchurian. Leopard jenis ini begitu langka. Jumlah mereka ditaksir
hanya antara 19 sampai 26 ekor saja di alam terbuka. Yang jantan tetap
tinggal dengan betinanya, bahkan membantu membesarkan anaknya juga.
Sayangnya keberadaan mereka terancam oleh iklim yang berubah, habitat
yang berkurang dan perburuan liar.
5. Pygmy hippos
Masih bersaudara dengan kuda nil, namun
hewan yang satu ini tumbuh hanya sampai 2,5 kaki. Mereka juga begitu
langka di alam liar. Diperkirakan jumlah mereka tidak lebih dari 1000
ekor saja. Hal itu disebabkan oleh kegiatan
deforestation atau penebangan hutan, serta perburuan liar. Karena itu mereka lebih aman dirawat di kebun
binatang. Dengan demikian, asupan makanan mereka bisa diawasi dengan baik.
6. Sand cats
Ada makna dibalik sebuah nama. Demikian juga dengan
sand cat.
Ia kerap ditemui di padang pasir sekitaran Asia Tengah dan Afrika
Utara. Keberadaannya mulai langka karena habitat mereka terganggu dan
banyaknya perburuan untuk dijadikan
hewan peliharaan.
Bagaimanapun mereka terbiasa hidup di tempat kering lagi luas, jadi
kurang mampu menyesuaikan diri jika hidup di lingkungan berbeda.
Baru-baru ini diberitakan telah lahir 4 anak kucing jenis ini di Pusat
Kebun Binatang daerah Tel Aviv, Israel.
7. Egyptian tortoises
Lagi-lagi akibat habitat yang hampir binasa, hewan sejenis kura-kura
darat Mesir ini juga terancam punah. Biasanya, satu dari jenis kura-kura
terkecil di dunia ini bisa ditemukan di daerah Mesir dan Libya. Namun
kini jumlahnya terus menurun, jadi sekitar 7500 yang tersisa di alam
bebas. Selain masalah
habitat, mereka juga kerap diburu untuk penjualan hewan peliharaan dan penggunaan obat-obatan tradisional yang ilegal.
8. Sea otters
Berang-berang laut ini jumlahnya makin
menipis saja. Karena itu perburuan dan penjualannya sudah dilarang.
Meski demikian, banyak ancaman lain yang mengusik eksistensinya.
Beberapa diantaranya yaitu perburuan yang melakukan jaring ikan,
predator dan tumpahan minyak. Yang terakhir ini menjadi ancaman besar.
Bagaimanapun, berang-berang laut sangat sensitif terhadap minyak. Ketika
bulunya kena minyak, dia tak mampu mempertahankan udaranya. Padahal
mereka begitu mengandalkan bulunya untuk menjaga diri agar tetap hangat.
Tak ayal, mereka akan cepat tewas karena hyportermia atau kedinginan.
9. Slow lorises
Konferensi CITES yang digelar pada tahun
2007 sudah menetapkan kalau transportasi internasional untuk hewan ini
sudah dilarang. Meski demikian, hewan ini memang mahal harganya. Ia pun
tetap jadi target penjualan
hewan.
Walau gigitannya bisa beracun, ia masih kerap diburu untuk dimanfaatkan
sebagsi pengobatan tradisional Asia. Ditambah dengan habitatnya yang
terusik, hewan ini juga hampir punah.
10. Fennec foxes
Hewan ini berasal dari Asia Tengah dan
Afrika Utara. Mereka memang belum dikategorikan langka dan hampir punah.
Namun mengingat perburuannya terus gencar dilakukan, para ahli
konservasi pun menyimpulkan kalau posisi hewan ini bisa terancam.
Sangat disayangkan kalau hewan-hewan
yang rerata sudah langka ini bisa punah. Karena itu, manusia seyogyanya
bersikap bijaksana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar